Islam itu bukan topeng-topengan bagi mereka yang berhati serigala. Ia perlu kelembutan dalam berdakwah. Bukan tugas menyampai (tabligh) hanya menghukum manusia pada masa ini mereka berada dalam kejahilan. Perlaksanaan gerak kerja dakwah Islam dalam usaha untuk melaksanakan pemerintahan Islam tidak seharusnya berada di dalam keadaan yang sempit serta hanya melibatkan mereka yang sudah faham mengenai Islam. Namun semua usaha ini perlu kepada gerak kerja yang padu serta lebih terbuka serta bersifat umum. Terdapat berbagai-bagai bentuk persatuan dan badan dakwah yang berusaha menyampaikan dakwah Islam kepada masyarakat yang lebih kepada juzuk-juzuk dalam amalan syariat Islam, namun pengertian mengenai kenegaraan sebuah negara yang melaksanakan syariat Islam tidak mendapat tempat dalam masyarakat.
Allah SWT berfirman Surah al-Maidah : 67
"Wahai Rasul hendaklah engkau sampaikan apa saja yang diturunkan kepada engkau dari Tuhan engkau, jikalau engkau tidak perbuat akan hal itu mengapa tidak engkau sampaikan risalah Tuhan, padahal Allah akan memelihara engkau dari gangguan manusia."
Akhlak Islam itu disamping segi perang, adalah dari segi JIWA. Kekuatan jiwa lebih 100 kalidari kekuatan senjata. Kekuatan yang paling tinggi dalam kekuatan jiwa ialah kekuatan KEADILAN. Adilnya orang yang menang terhadap yang kalah. Inilah menjadi sebab orang-orang tadinya negeri mereka dikuasai, bertambah lama bertambah timbul kecintaan antara yang menguasai dengan yang di kuasai. TIMBULLAH KEBAJIKAN. Hati yang tadinya tebal, kesat, keruh menjadi lunak, lembut sikap dari orang yang menang terhadap orang yang kalah, apabila disertai dengan budi pekerti yang halus tadi itu mesti lebih lama menaklukan, sebab itu maka orang-orang zaman dahulu zaman Rasulullah saw, sahabat-sahabatnya, tangan mereka kuat memegang pedang, tombaknya, tapi hati mereka penuh dengan ramah, kasih sayang, keadilan, keteguhan, budi pekerti yang tahu harga diri dan dapat pula menghargai orang lain, tidak fanatik, tidak hina, tidak rendah.
Maka para agamawan atau lebih manis dibicara sebagai para ulama, mereka sewajarnya menyampaikan dakwah dengan sebaik-baik kaedah bagi menarik jiwa manusia supaya tidak menyekutukan Allah swt dengan yang lainnya. Mereka ini juga dikenal sebagai perwaris nabi, dengan keilmuan dan kefahaman mereka mempelajari ajaran agama Islam demi meneruskan usaha-usaha menarik manusia kembali menyembah Allah swt. Mengajak mereka hidup beragama melalui petunjuk yang dikurniakan kepada kita Rasulullah saw melalui hadith dan sunnah baginda serta para sahabat.
Oleh kerana para agamawan ini mempunyai pengikut-pengikutnya, mereka ini cenderung kepada ketua mereka, hatta ada kepada peringkat menjadi nabi-nabi palsu. Islam tidak meletakkan kemuliaan manusia sekadar menjadi ketua kepada beribu-ribu pengikut, serta mereka juga akan diangkat pada pandangan masyarakat dengan bercirikan pakaian agamawan. Islam hakikatnya meletakkan KETAQWAAN sebagai syarat utama untuk mereka ini mulia disisi manusia dan juga para malaikat.
"Kecelakaan adalah bagi umatku dari (akibat perbuatan) Ulama yang jelek (jahat), mereka memperdagangkan Ilmu ini, mereka sama menjualnya kepada para Penguasa (Pemerintah) di masa mereka dengan maksud untuk keuntungan diri mereka sendiri. Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu."
(Hadith Riwayat al-Hakim dari Anas bin Malik)
"Kecelakaan adalah bagi umatku dari (akibat perbuatan) Ulama yang jelek (jahat), mereka memperdagangkan Ilmu ini, mereka sama menjualnya kepada para Penguasa (Pemerintah) di masa mereka dengan maksud untuk keuntungan diri mereka sendiri. Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada perdagangan mereka itu."
(Hadith Riwayat al-Hakim dari Anas bin Malik)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan